KEBENARAN SEJATI

Kebenaran muncul dari apa yang dianggap baik dan membuka sesuatu dengan pikiran dan hasrat yang indah

Rabu, 29 Juli 2009

Seputar Pemilihan Presiden 2009

Setiap 5 tahun sekali kita memilih pemimpin Indonesia. Dalam pemilihan kali ini, kita dihadapkan pada berbagai permasalahan yang berkaitan pada pemilihan tersebut. Seperti yang disinggungkan, bahwa permasalah tersebut bersifat kompleks. Mulai dari penyelenggara, peserta sampai pada hasil tersebut. Pemilihan yang cukup menarik untuk kita simak adalah pemilihan presiden 2009. Inilah kali kedua kita memilih seorang presiden yang dipilih secara langsung. Kita juga pasti tahu bahwa pemilihan presiden tersebut diikuti oleh 3 pasang calon yakni Mega-Pro (Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto), SBY Berbudi (Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono), dan JK-Win (Jusuf Kalla-Wiranto). Masing-masing calon tersebut diusung oleh partai koalisi pendukungnya. Mega-Pro diusung koalisi PDI Perjuangan, SBY Berbudi diusung koalisi Partai Demokrat, dan JK-Win diusung koalisi Partai Golkar. Pertarungan menuju tahta istana semakin sengit tatkala capres dan cawapres saling menyerang dengan berbagai cara. Ada yang menggunakan sindiran atau menjatuhkan sang lawan dengan media iklan. Ada juga yang dituding menggunakan money politic dan kampanye gelap. Dari semuanya itu, kita dapat melihat perbandingan capres khususnya dalam hal kemampuan dan menanggapi masalah yang tengah terjadi. Masyarakat mungkin bisa menilai para capres tersebut.

Hari yang dinantikan pun telah tiba. Masyarakat dengan hak pilihnya menyalurkan aspirasi untuk memilih capres dan cawapres sesuai dengan hati nurani masing-masing. Hasil quick count dari 5 Lembaga Survei yang independent menunjukan bahwa pasangan dengan nomor urut 2 meraih presentase atau jumah yang tertinggi. Hal ini tentu juga membuat gerah capres yang lainnya. Mereka pun tidak mengakui dan kecewa terhadap hasil quick count tersebut. Seperti yang kita tahu bahwa hasil quick count tidak jauh berbeda dengan hasil dari penyelenggara pemilu yaitu KPU.

Akhirnya KPU mengumumkan hasil rekapitulasi suara pemilihan presiden dan wakil presiden. Hasilnya pun lagi-lagi tidak jauh berbeda dengan hasil quick count. Pasangan nomor urut 2 memperoleh suara tertinggi, sehingga pilpres dilaksanakan dalam satu putaran saja. Alhasil, calon yang lain pun menolak hasil tersebut dan akan mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Mereka mengajukan keberatan dengan alasan adanya kecurangan dalam pemilu, kisruh DPT, dan penggelembungan suara.

Satu hal yang pasti, menurut hemat saya bahwa mereka seharusnya menerima kekalahan dengan lapang dada. Ini juga demi masa depan Indonesia. Seharusnya mereka bisa belajar untuk siap kalah dan siap menerima kekalahan. Walaupun hal ini digugat tetap tidak akan merubah hasil suara dengan signifikan. Seharusnya kita bahu membahu dan bersama-sama dalam membangun negeri ini. Lihatlah negara lain, mereka berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik dalam ekonomi dan teknologi. Tentu saja dengan bersama-sama. Seharusnya kita jangan terlalu disibukkan dalam hal memperebutkan kekuasaan. Seharusnya semua pihak bisa saling menghargai dan menerima. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh kita bersama. Bersatulah untuk Indonesia, jayalah terus Indonesia dan buktikan pada dunia bahwa bangsa Indonesia bukan bangsa yang bisa dipandang sebelah mata.



Minggu, 26 Juli 2009

Indonesia Menangis Kembali


Jum'at, 17 Juli 2009. Indonesia menangis kembali. Rentetan penderitaan kini menghantui kembali. Sesuatu yang tidak diinginkan kini terulang kembali. Apakah salah Indonesia? Sehingga dengan seenaknya, manusia yang tidak mempunyai hati kembali membuat luka baru. Jangan sampai dengan kejadian ini, bangsa Indonesia bercerai berai. Justru dengan keadaan seperti ini, kita harus mampu menunjukan pada orang-orang yang tidak berguna bahwa kita bisa melawan mereka. Pagi itu hari begitu cerah di hotel mewah J.W Marriot dan Ritz Carlton. Tapi, tiba-tiba dan tanpa disadari, sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Sebuah ledakan terjadi di hotel bertaraf Internasional itu. Korban tidak saja berasal dari kalangan pribumi, tapi ada juga yang berasal dari luar Indonesia. Ini sudah kedua kalinya teror bom menghantui tempat itu. Ini semakin mempertegas bahwa para teroris ingin menunjukan kepada dunia khususnya Indonesia, bahwa mereka masih ada dan akan terus menghantui dunia lewat aksinya yang kejam dan biadab. Satu hal lagi yang perlu diingat bahwa, jangan jadikan konsep agama sebagai alasan untuk melakukan aksi ini. Semua agama tidak pernah mengajarkan kekerasan.